[Film Review] Malaikat Tanpa Sayap (First Movie Review :D)

13.36 0 Comments A+ a-




Judul : Malaikat Tanpa Sayap
Sutradara : Rako Prijanto
Produser : Chand Parwez Servia
Pemeran :
  1. Adipati Dolken sebagai Vino
  2. Maudy Ayunda sebagai Mura
  3. Ikang Fawzi sebagai Papa Mura
  4. Surya Saputra sebagai Amir (Ayah Vino)
  5. Agus Kuncoro sebagai Calo
  6. Kinaryosih sebagai Myra (Ibu Vino)
  7. Geccha Qheagaveta sebagai Wina (Adik Vino)

Film ini bercerita tentang suatu keluarga kaya yang harus rela rumahnya disita oleh Bank dan pindah ke rumah kontrakan karena sang Ayah mengalami kebangkrutan. Vino (anak sulung) juga harus dikeluarkan oleh pihak sekolah karena sudah tidak membayar uang SPP selama 3 bulan. Saat Vino baru pulang dari sekolah, dia melihat Ibunya ingin pergi dari kontrakan. Ayahnya sudah mencoba menahan, tetapi sang Ibu tetap memaksa karena tidak kuat dengan keadaan ekonomi dan rumah yang sekarang. Melihat pertengkaran kedua orangtuanya, Wina (anak bungsu) menangis didekat kamar mandi. Wina pun terjatuh di kamar mandi yang mengakibatkan kakinya harus dioperasi. 




Dalam keadaan ekonomi yang semakin sulit, seorang Calo menawarkan Vino untuk mendonorkan jantungnya. Dengan tebusan uang yang cukup untuk operasi kaki Wina dan mengembalikan keadaan keluarganya seperti sedia kala. Vino menolaknya. Tetapi sang Calo tetap memberi kesempatan pada Vino untuk berpikir lagi. Saat Vino sedang menunggu adiknya, dia bertemu dengan Maura. Vino jatuh cinta pada pandangan pertama. Hubungan mereka semakin lama pun semakin dekat. 



Sang Ayah sudah kehabisan uang. Beliau sudah meminjam uang ke banyak orang tetapi uang tersebut tidak bisa mencukupi biaya operasi Wina. Mendengar perkataan Ayahnya, Vino pun mengambil keputusan untuk menyetujui pendonoran jantung kepada Calo tanpa diketahui Ayah maupun adiknya. Uang pendonoran jantung tersebut dibayar di muka sehingga Vino bisa melunasi rumahnya yang dulu disita oleh Bank. 


Setelah keadaan keluarganya kembali normal, Vino dikejutkan dengan kenyataan bahwa Maura mengidap penyakit jantung. Maura sedang menunggu seorang pendonor yang mau memberikan jantung untuknya. Vino pun mengurungkan niatnya kabur dari Calo setalah mengetahui bahwa jantungnya lah yang akan didonorkan untuk jantung Maura.


Wina sedih diejek oleh teman-temannya karena Ayahnya bekerja sebagai supir taksi. Wina malu dan meminta agar Vino saja yang menghadiri rapat orangtua. Sang Ayah kecewa pada sikap Vino karena Vino tidak mau menghargai tanggung jawab beliau sebagai seorang Ayah. Sang Ibu yang sudah berpacaran dengan laki-laki lain itupun datang untuk mengambil Wina. Tetapi Vino memberontak dan menolak karena Ibunya tidak ada disaat Wina jatuh dari rumah sakit.



Waktu Vino untuk menandatangni kontrak hanya setengah bulan. Selama itu juga Vino sering menghabiskan waktu dengan Maura. Maura tidak tahu yang akan mendonorkan jantung kepadanya adalah Vino. Waktu yang ditunggu tiba. Vino menandatangani kontrak dan menerima obat yang diberikan oleh Calo.


Tibalah hari dimana Vino harus mendonorkan jantungnya. Vino pun meminum obat yang diberikan calo sampai dia overdosis. Pada saat yang bersamaan, sang Ayah yang baru saja pulang melihat istrinya sedang menarik-narik paksa tangan Wina agar Wina mau ikut dengannya. Terjadilah keributan diantara mereka, lalu pacar gelap dari istrinya itu pun menembak sang Ayah dengan pistol hingga jatuh berlumuran darah ke lantai. Pada saat Vino dan Ayahnya dibawa ke rumah sakit, sang Ayah meminta kepada Calo agar jantungnya sajalah yang didonorkan, bukan jantung Vino. Tanpa Vino sadari, Ayahnya sudah membaca surat yang ingin dia sampaikan disaat mendonorkan jantung.


***

Kalau nggak nangis pas nonton film ini berarti nggak punya perasaan! Siap-siap tissue aja ya. Yang paling bikin banjir air mata itu pas gue tau ternyata yang donorin jantung ke Maura bukan Vino tapi Ayahnya. Hikmah dari film itu menurut gue, kita bisa lihat dan membuka mata lebar-lebar betapa tulusnya cinta, kasih sayang, dan pengorbanan orangtua kepada kita. Cinta orang tua lah yang paling sejati. Dan sekarang kalau gue denger lagu ‘Malaikat Juga Tahu’ nya Dewi Lestari yang terbayang dikepala gue bukan lagi cinta antara dua insan manusia lagi, tapi cinta yang tulus dari orangtua kepada anaknya. Karena orangtua kita lah, Malaikat Tanpa Sayap itu. So, cintai kedua orangtua kalian selama kalian dan orangtua kalian masih ada♥:’)

Xoxo,
G♥