[Film Review] Malaikat Tanpa Sayap (First Movie Review :D)
Judul : Malaikat Tanpa Sayap
Sutradara : Rako Prijanto
Produser : Chand Parwez Servia
Pemeran :
Sutradara : Rako Prijanto
Produser : Chand Parwez Servia
Pemeran :
- Adipati Dolken sebagai Vino
- Maudy Ayunda sebagai Mura
- Ikang Fawzi sebagai Papa Mura
- Surya Saputra sebagai Amir (Ayah Vino)
- Agus Kuncoro sebagai Calo
- Kinaryosih sebagai Myra (Ibu Vino)
- Geccha Qheagaveta sebagai Wina (Adik Vino)
Film ini bercerita
tentang suatu keluarga kaya yang harus rela rumahnya disita oleh Bank
dan pindah ke rumah kontrakan karena sang Ayah mengalami kebangkrutan.
Vino (anak sulung) juga harus dikeluarkan oleh pihak sekolah karena
sudah tidak membayar uang SPP selama 3 bulan. Saat Vino baru pulang dari
sekolah, dia melihat Ibunya ingin pergi dari kontrakan. Ayahnya sudah
mencoba menahan, tetapi sang Ibu tetap memaksa karena tidak kuat dengan
keadaan ekonomi dan rumah yang sekarang. Melihat pertengkaran kedua
orangtuanya, Wina (anak bungsu) menangis didekat kamar mandi. Wina pun
terjatuh di kamar mandi yang mengakibatkan kakinya harus dioperasi.
Dalam
keadaan ekonomi yang semakin sulit, seorang Calo menawarkan Vino untuk
mendonorkan jantungnya. Dengan tebusan uang yang cukup untuk operasi
kaki Wina dan mengembalikan keadaan keluarganya seperti sedia kala. Vino
menolaknya. Tetapi sang Calo tetap memberi kesempatan pada Vino untuk
berpikir lagi. Saat Vino sedang menunggu adiknya, dia bertemu dengan
Maura. Vino jatuh cinta pada pandangan pertama. Hubungan mereka semakin
lama pun semakin dekat.
Sang
Ayah sudah kehabisan uang. Beliau sudah meminjam uang ke banyak orang
tetapi uang tersebut tidak bisa mencukupi biaya operasi Wina. Mendengar
perkataan Ayahnya, Vino pun mengambil keputusan untuk menyetujui
pendonoran jantung kepada Calo tanpa diketahui Ayah maupun adiknya. Uang
pendonoran jantung tersebut dibayar di muka sehingga Vino bisa melunasi
rumahnya yang dulu disita oleh Bank.
Setelah
keadaan keluarganya kembali normal, Vino dikejutkan dengan kenyataan
bahwa Maura mengidap penyakit jantung. Maura sedang menunggu seorang
pendonor yang mau memberikan jantung untuknya. Vino pun mengurungkan
niatnya kabur dari Calo setalah mengetahui bahwa jantungnya lah yang
akan didonorkan untuk jantung Maura.
Wina
sedih diejek oleh teman-temannya karena Ayahnya bekerja sebagai supir
taksi. Wina malu dan meminta agar Vino saja yang menghadiri rapat
orangtua. Sang Ayah kecewa pada sikap Vino karena Vino tidak mau
menghargai tanggung jawab beliau sebagai seorang Ayah. Sang Ibu yang
sudah berpacaran dengan laki-laki lain itupun datang untuk mengambil
Wina. Tetapi Vino memberontak dan menolak karena Ibunya tidak ada disaat
Wina jatuh dari rumah sakit.
Waktu
Vino untuk menandatangni kontrak hanya setengah bulan. Selama itu juga
Vino sering menghabiskan waktu dengan Maura. Maura tidak tahu yang akan
mendonorkan jantung kepadanya adalah Vino. Waktu yang ditunggu tiba.
Vino menandatangani kontrak dan menerima obat yang diberikan oleh Calo.
Tibalah
hari dimana Vino harus mendonorkan jantungnya. Vino pun meminum obat
yang diberikan calo sampai dia overdosis. Pada saat yang bersamaan, sang
Ayah yang baru saja pulang melihat istrinya sedang menarik-narik paksa
tangan Wina agar Wina mau ikut dengannya. Terjadilah keributan diantara
mereka, lalu pacar gelap dari istrinya itu pun menembak sang Ayah dengan
pistol hingga jatuh berlumuran darah ke lantai. Pada saat Vino dan
Ayahnya dibawa ke rumah sakit, sang Ayah meminta kepada Calo agar
jantungnya sajalah yang didonorkan, bukan jantung Vino. Tanpa Vino
sadari, Ayahnya sudah membaca surat yang ingin dia sampaikan disaat
mendonorkan jantung.
***
Kalau
nggak nangis pas nonton film ini berarti nggak punya perasaan!
Siap-siap tissue aja ya. Yang paling bikin banjir air mata itu pas gue
tau ternyata yang donorin jantung ke Maura bukan Vino tapi Ayahnya.
Hikmah dari film itu menurut gue, kita bisa lihat dan membuka mata
lebar-lebar betapa tulusnya cinta, kasih sayang, dan pengorbanan
orangtua kepada kita. Cinta orang tua lah yang paling sejati. Dan
sekarang kalau gue denger lagu ‘Malaikat Juga Tahu’ nya Dewi Lestari
yang terbayang dikepala gue bukan lagi cinta antara dua insan manusia
lagi, tapi cinta yang tulus dari orangtua kepada anaknya. Karena
orangtua kita lah, Malaikat Tanpa Sayap itu. So, cintai kedua orangtua
kalian selama kalian dan orangtua kalian masih ada♥:’)
Xoxo,
G♥